Alkisah seorang pegawai perusahaan bernama Badrun ditugaskan untuk melakukan perjalan-an dinas ke kota Pontianak dengan menggunakan pesawat pukul 15.00 dari Jakarta. Karena rumahnya yang jauh dari Bandara maka dia bergegas untuk berangkat lebih awal agar tidak ketinggalan pesawat, dan ternyata memang benar Badrun sampai dibandara lebih awal sehingga banyak sisa waktu sebelum berangkat, kesempatan ini dipergunakan Badrun untuk jalan-jalan melihat suasana bandara yang hiruk pikuk.
Dalam perjalanannya menghabiskan waktu untuk berangkat, tibalah Badrun disatu toko penjual peralatan rumah tangga modern dan kebetulan di depan toko tersebut ada timbangan otomatis dan pengukuran tinggi badan dengan menggunakan dua keping uang logam senilai Rp. 500,00. Tertarik dengan timbangan dia pun berhenti dan mulai mengamat-amati benda tersebut. Mengingat tubuhnya sudah tambah gendut dan merasakan pakaiannya sudah semakin sempit, dia pun memberanikan diri untuk menimbang berat badannya. Begitu koin dimasukkan, mesin timbangan langsung memroses dalam hitungan detik keluar komentar dari mesin tersebut, “Nama Anda Badrun, tinggi 165 cm dan berat badan 70 kg. Anda bermaksud melakukan kunjungan kerja ke Pontianak dengan pesawat GA 504 pukul 15.00”.
Betapa kagetnya Badrun, mesin ini ajaib bisa memberikan komentar secara spesifik. Penasaran dengan mesin ini, ia mencoba lagi dan ternyata jawaban yang diberikan mesin pun sama dengan yang pertama. Sekarang untuk yang ketiga kalinya, ia pergi ke toilet dan mengganti pakaian dengan celana pendek ala turis yang dibawanya. Ia ingin membuktikan apakah mesin ini bisa memberikan komentar seperti tadi. Ternyata jawaban yang diberikan mesin pun sama.
Semakin penasaran, Badrun pun pergi ke salon yang ada di Bandara meminta dipotong rambutnya dan dipakaikan stelan jas yang dibawanya. Berbekal penampilan necis dan uang sisa terakhir, ia menguji kembali untuk keempat kalinya, apakah dengan penampilan maksimal sekarang sang mesin masih mampu mengenalinya. Setelah memasukkan uang logam, Badrun menunggu dengan cemas, dan keluarlah jawaban mesin yang mengagetkan Badrun, “ Nama Anda Badrun, tinggi 165 cm dan berat badan 70 kg. Anda baru saja ketinggalan pesawat GA 504 yang berangkat pukul 15.00 tujuan Pontianak.”
Jika memperhatikan kehidupan kita sehari-hari, ternyata ada begitu banyak “si pencuri waktu” yang telah menghambat produktivitas kerja sehari-hari.
Waktu adalah asset terbesar yang diberikan Sang Pencipta kepada setiap manusia dengan kuota yang sama, 24 jam sehari. Sebagian besar orang mampu memanfaatkannya secara baik, sebagian lagi tertatih-tatih untuk optimal. Sebagian merasa waktu 24 jam tersebut kurang, sebagian lagi merasa lama sekali rasanya 24 jam tersebut bergulir. Kondisi ini menunjukkan bukan berapa waktu yang kita miliki, namun yang terpenting adalah berapa banyak yang sudah kita perbuat untuk memanfaatkan waktu. Pemanfaatan waktu yang efektif adalah dengan mengukur skala prioritas sendiri dalam kehidupan. Apa yang paling penting dan terutama inilah yang dikerjakan terlebih dahulu, mendahului apa yang diinginkan. Sebagai contoh, efektivitas seorang karyawan begitu masuk kantor akan meningkat pada saat memulai hari kerjanya dengan mengerjakan hal-hal yang memang dibutuhkan oleh perusahaan.
Dalam perjalanannya menghabiskan waktu untuk berangkat, tibalah Badrun disatu toko penjual peralatan rumah tangga modern dan kebetulan di depan toko tersebut ada timbangan otomatis dan pengukuran tinggi badan dengan menggunakan dua keping uang logam senilai Rp. 500,00. Tertarik dengan timbangan dia pun berhenti dan mulai mengamat-amati benda tersebut. Mengingat tubuhnya sudah tambah gendut dan merasakan pakaiannya sudah semakin sempit, dia pun memberanikan diri untuk menimbang berat badannya. Begitu koin dimasukkan, mesin timbangan langsung memroses dalam hitungan detik keluar komentar dari mesin tersebut, “Nama Anda Badrun, tinggi 165 cm dan berat badan 70 kg. Anda bermaksud melakukan kunjungan kerja ke Pontianak dengan pesawat GA 504 pukul 15.00”.
Betapa kagetnya Badrun, mesin ini ajaib bisa memberikan komentar secara spesifik. Penasaran dengan mesin ini, ia mencoba lagi dan ternyata jawaban yang diberikan mesin pun sama dengan yang pertama. Sekarang untuk yang ketiga kalinya, ia pergi ke toilet dan mengganti pakaian dengan celana pendek ala turis yang dibawanya. Ia ingin membuktikan apakah mesin ini bisa memberikan komentar seperti tadi. Ternyata jawaban yang diberikan mesin pun sama.
Semakin penasaran, Badrun pun pergi ke salon yang ada di Bandara meminta dipotong rambutnya dan dipakaikan stelan jas yang dibawanya. Berbekal penampilan necis dan uang sisa terakhir, ia menguji kembali untuk keempat kalinya, apakah dengan penampilan maksimal sekarang sang mesin masih mampu mengenalinya. Setelah memasukkan uang logam, Badrun menunggu dengan cemas, dan keluarlah jawaban mesin yang mengagetkan Badrun, “ Nama Anda Badrun, tinggi 165 cm dan berat badan 70 kg. Anda baru saja ketinggalan pesawat GA 504 yang berangkat pukul 15.00 tujuan Pontianak.”
Jika memperhatikan kehidupan kita sehari-hari, ternyata ada begitu banyak “si pencuri waktu” yang telah menghambat produktivitas kerja sehari-hari.
Waktu adalah asset terbesar yang diberikan Sang Pencipta kepada setiap manusia dengan kuota yang sama, 24 jam sehari. Sebagian besar orang mampu memanfaatkannya secara baik, sebagian lagi tertatih-tatih untuk optimal. Sebagian merasa waktu 24 jam tersebut kurang, sebagian lagi merasa lama sekali rasanya 24 jam tersebut bergulir. Kondisi ini menunjukkan bukan berapa waktu yang kita miliki, namun yang terpenting adalah berapa banyak yang sudah kita perbuat untuk memanfaatkan waktu. Pemanfaatan waktu yang efektif adalah dengan mengukur skala prioritas sendiri dalam kehidupan. Apa yang paling penting dan terutama inilah yang dikerjakan terlebih dahulu, mendahului apa yang diinginkan. Sebagai contoh, efektivitas seorang karyawan begitu masuk kantor akan meningkat pada saat memulai hari kerjanya dengan mengerjakan hal-hal yang memang dibutuhkan oleh perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar